Guest Book


ShoutMix chat widget

Rabu, 08 Juni 2011

jAmur

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kita dapat menemukan jamur dimana-mana. Jamur tumbuh di pohon-pohon, di dinding, bahkan di makanan kita. Jamur dapat menyebabkan penyakit kulit tetapi ada pula jamur yang dimanfaatkan untuk dimakan atau untuk dibuat antibiotic. Jamur juga penting bagi sebagian besar tumbuhan biji untuk membantu menyerap nutrien dari tanah. Jamur berperan sebagai organism pengurai di alam sehingga berperan penting dalam ekologi. Jamur dapat hidup dalam kisaran suhu yang tinggi. Itulah sebabnya makanan yang kita simpan di dalam kulkas pun dapat diserang oleh jamur. Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
Begitu menariknya apabila kita membahas tentang jamur, apalagi jamur turut hadir dalam kehidupan kita walaupun ada yang bersifat merugikan bagi kita tetapi ada pula yang bersifat menguntungkan bagi kita. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan kita tentang jamur, seperti apa ia dan bagaimana strutur tubuh, habitat, reproduksi, klasifikasi serta peranan jamur itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah
Berikut beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur tubuh jamur ?
2. Bagaimana habitat jamur ?
3. Bagaimana reproduksi jamur ?
4. Apa saja klasifikasi jamur ?
5. Apa peranan jamur ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, berikut tujuan penyusunan makalah ini :
1. Untuk memahami struktur tubuh jamur.
2. Untuk mengetahui habitat jamur.
3. Untuk mengetahui reproduksi jamur.
4. Untuk memahami klasifikasi jamur.
5. Untuk mengetahui peranan jamur.


















BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Struktur Tubuh Jamur

Jamur tidak berklorofil. Selnya ada yang uniseluler dan ada yang multiselular berbentuk benang. Dinding sel jamur terdiri dari kitin. Kitin adalah polisakarida yang juga terdapat pada kulit kepiting atau udang.
Jamur multiselular terbentuk dari rangkaian sel bentuk benang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. Apabila dilihat dari mikroskop, hifa ada yang bersekat-sekat melintang. Tiap-tiap sekat merupakan satu sel dengan satu atau beberapa inti sel. Ada pula hifa yang bersekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat melintang ini dijadikan salah satu dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh melintang ke atas menjadi sporangiofor (pembawa sporangium). Sporangium berarti kotak spora. Di dalam sporangium terdapat spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor (pembawa konidia), yang dapat menghasilkan konidium. Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang disebut miseluim. Miselium tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya. (Lihat gambar 2.1).



2.2 Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat

Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
b. Saprofit

Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
2.3 Reproduksi Jamur
Jamur uniseluler berkembang biak secara aseksual dengan membentuk tunas dan secara seksual dengan membentuk spora askus. Dimana pada perkembangbiakan secara aseksual ini dengan memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual, yaitu zoospora, endospora dan konidia. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa. Sedangkan pada perkembangbiakan seksual, yaitu melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina. Sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak di dalam air dengan menggunakan flagella. Jamur penghasil zoospora biasanya hidup di lingkungan yang lembab atau berair. Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal di dalam sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askuspora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur ascomyta. Askospora terdapat di dalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora yang dihasilkan dari perkawinan kelompok jamur basidium mikota disebut basidiospora. Basidiospora terdapat di dalam basidium, dan biasanya berjumlah 4 spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Setelah masak, konidia paling ujung dapat melepaskan diri. (Lihat gambar 2.3)

2.4 Klasifikasi Jamur
Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksinya dan struktur tubuhnya menjadi Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota, Myxomocotina dan Oomycotina. Berikut pembahasan dari klasifikasi jamur tersebut :
2.4.1 Divisi Zygomycota
- Tubuh zygomycota terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat melintang, ada pula yang tidak bersekat melintang. Hifa bercabang-cabang banyak dan dinding selnya mengandung kitin.
- Habitat umumnya di darat sebagai saprofit (di tempe, roti, nasi dan bahan makanan yang lain), namun ada pula yang hidup parasit (pada ubi jalar dan murbei yang menyebabkan penyakit busuk).
- Reproduksi:
a. Vegetatif atau aseksual
Pada perkembangbiakan secara aseksual ini ddengan spora. Beberapa hifa akan tumbuh keatas dan ujungnya menggembung membentuk sporangium. Sporangium yang masak berwarna hitam yang kemudian pecah dan spora tersebar. Spora yang jatuh di tempat sesuai akan tumbuh membentuk miselium baru.
b. Generatif atau seksual
Dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.Contoh spesies:
1. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
2. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.


2.4.2 Divisi Ascomycota
- Ciri khusus dari jamur ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus (askospora), yaitu spora hasil reproduksi seksual berjumlah 8 spora yang tersimpan di dalam kotak spora. Dimana kotak spora ini menyerupai kantung sehingga disebut askus.
- Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
- Ascomycotina multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
- Hidupnya: Ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
- Reproduksi:
a. Vegetatif atau aseksual
Pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
b. Generatif atau seksual
Membentuk askus yang menghasilkan askospora. Contoh spesies:

1. Sacharomyces cerevisae (ragi)
- Berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
- Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila: jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika penisilin.
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii untuk membuat kecap.
7. Aspergillus flavus hidup pada biji-bijian.⇒ menghasilkan racun aflatoksin flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
8. Claviceps purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
2.4.3 Divisi Basidiomycota
- Bentuk tubuh buahnya kebanyakan mirip paying, misalnya pada jamur merang. (Lihat gambar 2.4.3)
- Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora.
- Merupakan jamur makroskopik karena ukurannya yang besar, sehingga hanya dengan mata telanjang sudah terlihat.
- Hifa bersekat melintang, monokariotik atau dikauriotik.
- Menghasilkan spora basidium dari reproduksi seksualnya.
- Reproduksi asekseual dengan konidia.
- Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik. Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea : jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan.
2. Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan.
3. Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropis.
5. Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.
6. Puccinia graminis : jamur karat, parasit pada gandum.


2.4.4 Divisi Deuteromycota
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif. Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina. Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
2.4.5 Divisi Myxomocotina (Jamur lendir)
- Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana..
- Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
1. Fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium.
2. Fase tubuh buah
- Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum .

2.4.6 Divisi Oomycotina

- Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
- Reproduksi
a. Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
b. Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.Contoh spesies:

1. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga air.
2. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.

2.5 Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut :
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut :
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal yang agak berkaitan. Arti pertama adalah semua anggota kerajaan Fungi dan beberapa organisme yang pernah dianggap berkaitan, seperti jamur lendir dan "jamur belah" (Bacteria). Arti kedua berkaitan dengan sanitasi dan menjadi sinonim bagi kapang. Arti terakhir, yang akan dibahas dalam artikel ini, adalah tubuh buah yang lunak atau tebal dari sekelompok anggota Fungi (terutama Basidiomycetes) yang biasanya muncul dari permukaan tanah atau substrat tumbuhnya. Pengertian terakhir ini berkaitan dengan nilai ekonomi jamur sebagai bahan pangan, sumber racun, atau bahan pengobatan. Bentuk umum jamur biasanya adalah seperti payung, walaupun ada juga yang tampak seperti piringan.
Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, seperti jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis). Jamur yang beracun contohnya adalah Amanita muscaria, dan jamur yang dikenal sebagai "destroying angel".
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
3.2 Saran
Disarankan bagi para pembaca untuk selalu menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari jamur yang merugikan pada tubuh kita. Selain itu, dihimbau bagi penikmat makanan yang berbahan dasar jamur untuk membersihkan dan memasak jamur dengan sempurna agar terhindar dari penyakit yang disebabkan dari jamur tersebut atau dari ketidaksterilan jamur itu ketika dikonsumsi oleh tubuh.


DAFTAR PUSTAKA


 Wikipedia. 2009. “Jamur” (http://id.wikipedia.org/wiki, diakses tanggal 8 Juni 2011).
 Alvyanto. 2009. “Jamur” (http://alvyanto.blogspot.com, diakses tanggal 8 juni 2011).
 Scribd. 2009. “Jamur” (http://www.scribd.com, diakses tanggal 8 juni 2011).
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Jilid 1A untuk SMA Kelas X. Malang : PT Gelora Aksara Pratama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar